Jumat, 25 Januari 2013

Identitas Mahasiswa???

 Oleh: LMNasDem Fisip Unjani

Berbicara mahasiswa, tentu tidak terlepas dengan berbagai julukan agung yang disematkan kepadanya. Mahasiswa adalah bagian kecil dari masyarakat namun memegang harapan masa depan bangsa dikemudian hari. Kemajuan sebuah bangsa ditentukan juga oleh kualitas kaum mudanya (mahasiswa). Ini yang perlu kita insafi bersama wahai mahasiswa!

Peranan sederhana yang harus diperankan oleh mahasiswa adalah "Kepedulian". Baik terhadap dirinya, keluarganya, kampusnya, masyarakatnya, bahkan bangsa dan negaranya. Menjadi mahasiswa merupakan sebuah fase berproses untuk menjadi insan yang lebih baik. Menjadi mahasiswa adalah menjadi manusia yang selalu berproses dalam bingkai pembelajaran berbangsa dan bernegara.

Bagaimana kita pungkiri bahwa sebetulnya masyarakat menaruh harapan besar kepada mahasiswa. Meskipun hal itu semakin hari semakin memudar seiring berkembangnya pemikiran masyarakat bahwa menjadi mahasiswa adalah sebuah gaya hidup dan peningkatan status sosial.

Sejarah membuktikan bahwasannya mahasiswa mempunyai andil besar terhadap perubahan sebuah bangsa. Demikian halnya dengan Indonesia. Hal yang tidak bisa kita nafikan bahwasannya semenjak bendirinya bangsa ini, mahasiswa mengambil bagian terdepan. Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka, dll. Mereka semua adalah kaum terpelajar di masanya (baca:mahasiswa). Ini sebuah fakta historis bahwasannya "Mahasiswa adalah Tulang Punggung Gerakan Perubahan Bangsa Indonesia" sejak dahulu.

Fakta tersebut tidak begitu saja hilang setelah bangsa Indonesia ini berdiri. Tahun 1966, 1974, 1998 telah menggoreskan tinta emas sejarah mahasiswa Indonesia dalam menyumbang kontribusi nyata terhadap perubahan bangsa ini ke arah yang lebih baik. Namun, jika kita melihat fenomena secara objektif mahasiswa saat ini, semakin surut saja yang siap berjuang dan memperjuangkan ide serta gagasannya melalui berbagai gerakan perubahan yang riil di tengah masyarakat.

Semakin sedikit saja, mahasiswa yang rela membagi waktu dan pikirannya untuk sejenak peduli terhadap kondisi buruk yang harus segera diperbaiki. Semakin sedikit saja mahasiswa yang ikhlas memperjuangkan peranannya sebagai agen perubahan yang selalu siap tampil untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di sekitarnya. Tentu, ini bukanlah sebuah hal yang patut kita syukuri bersama. Akan tetapi harus menjadi sebuah cambuk, bagaimana para pejuang yang tersisa ini mampu menjadi tauladan dan inspirasi bagi yang lainnya.

Mereka yang masih bertahan dalam perjuangan untuk melakukan perubahan harus membunuh secara sadis rasa pesimisme dan menanam benih-benih optimisme yang akan melandasi perjuangan mereka sampai tuntas. Mahasiswa harus mempunyai rasa kepedulian. Mahasiswa harus mempunyai rasa optimisme. mahasiswa harus mempu memiliki rasa pengabdian. Itu hanyalah salah satu langkah awal agar bagaimana kita sebagai mahasiswa tidak kehilangan jati diri dan identitasnya sebagai pelaku perubahan bangsa.

bersambung....  

Tidak ada komentar: